Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 April 2015

Kata Siapa Beasiswa Bisa Datang dari Langit Tanpa Diminta?

Tak kenal maka kenalan dulu. Nama saya Tria, 25 tahun, dan senang sekali punya kesempatan dapat sharing di rubrik ini. Saat ini saya sedang berjuang ‘keluar dengan ijazah’ dari Tohoku University, Sendai. Sebelumnya, Alhamdulillah – saya mendapat kesempatan untuk menyelesaikan Master saya di Kanazawa University, Jepang.
“Kamu emang hoki nya gede ya, bisa sekolah 2 kali di Jepang tanpa usaha..”
Nah, yang mikir seperti itu, Anda totally wrong! karena saya juga pernah gagal untuk meraih kesempatan sekolah di Jepang. Dan tentu saja, saya ngapa-ngapainHere’s the story.
Saat itu saya masih S1 tingkat 3.  Seusai makan siang, saya tidak sengaja melewati International Student Office (ISO) yang di depannya terpampang besar pengumuman mengenai Junior Year Program in English (JYPE) di Tohoku University dan Young Scientists Exchange Program (YSEP) di Tokyo Institute of Technology. Dua program yang sangat menggiurkan bagi saya yang ingin sekolah ke Jepang. Saya mengikuti seleksi ini hingga babak akhir. Saat itu, pewawancara menanyakan pilihan program saya. Di situ lah, saya mulai bingung. Mau ke Tokyo ? atau Sendai ?  Dalam keraguan yang amat sangat, pilihan saya jatuh pada YSEP. Alasannya sederhana: karena tahu Tokyo :D yang suka ada di majalah.  Saya saat itu juga ragu dengan Tohoku University yang konon letaknya sangat asing di peta (menurut saya saat itu… dan saya sangat menyesal pernah mikir seperti itu haha).
Beberapa minggu kemudian, hasil wawancara keluar. Saya, yang sangat yakin bisa lulus, ternyata tidak ada namanya di pengumuman tersebut. Saya tidak lolos. Saat itu saya merasa sangat sedih, karena bagi saya exchange adalah satu-satunya cara untuk bisa pergi ke Jepang. Lebih sakit lagi, karena ternyata ada kemungkinan saya bisa lolos jika saya melamar program JYPE karena bidang saya lebih cocok di Tohoku University. Sakitnya tuh… di sini… *nunjuk jantung :’(.
Namun, yang berlalu biarlah berlalu. Saya akhirnya fokus menyelesaikan sekolah saya. Tentu saja evaluasi diri dan usaha terus dilakukan untuk memperoleh kesempatan ke Jepang. Mulai dari bertanya-tanya ke beberapa tempat kursus Jepang, browsing dari web A ke Z, dan lain-lain. Tapi hasilnya tetap nihil.
Mulai sedih campur putus asa, saya akhirnya lebih mengikhlaskan keinginan saya untuk sekolah di Jepang. Mengikhlaskan artinya bukan berhenti berusaha, tapi lebih ke ‘ngga ngoyo – tidak memaksakan diri’, menikmati proses dan menghargai diri sendiri. Menghargai diri sendiri, seperti tidak terus menyalahkan diri sendiri karena kemampuan yang pas-pasan, tapi lebih ke ‘pergi nanti lebih baik dari pada pergi dalam jangka waktu dekat.’ Positive thinking pada diri sendiri dan Tuhan :D
Dan keajaiban satu per satu mulai muncul di sini.
Tak terasa sudah tahun ke empat. Setelah saya selesai melakukan tugas kampus, saya terkejut dengan ucapan dosen saya. Beliau menawarkan saya untuk lanjut sekolah di Kanazawa University. Kanazawa University terletak di Ishikawa-ken, Jepang. Posisinya hampir bersebrangan dengan Korea. Belajar dari pengalaman, saya akhirnya mencoba mendaftar ke Kanazawa University TANPA memikirkan letak geografisnya di Jepang. (Masih ingat kan? Saya tidak jadi ke Tohoku karena memikirkan posisi geografisnya -_-). Saat itu proses seleksinya berupa ujian tertulis dan wawancara. Inilah hoki pertama saya : saya lolos seleksi plus mendapatkan beasiswa JASSO. Makasih ya, Tuhan ! :,)
Saya sendiri sangat senang dan bingung karena kesempatan datang. Inikah yang namanya takdir ? Katanya sih begitu. Tapi, yang ingin saya tekankan adalah pengalaman gagal saya sangat berpengaruh. Saat seleksi, saya lebih lapang dan menyerahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa. Tidak ada keyakinan berlebihan seperti yang pernah saya lakukan di kesempatan exchange sebelumnya. Alhamdulillah, saya juga menjadi lebih tenang mengikuti proses seleksinya. Tidak seperti sebelumnya, yang terkesan menggebu-gebu saking semangatnya. Yap, ada yang namanya proses BELAJAR.
Sumber : http://beasiswa.ppijepang.org/kisah-pelajar/2014-hitachi-tria/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar