Total Tayangan Halaman

Senin, 20 April 2015

SECUIL CERITA, BEASISWA LPDP

Warning: post ini isinya tulisan semua! Semoga bermanfaat buat LPDP hunter :)


IPS diperuntukkan kepada 100 orang terpilih dengan seleksi yang sangat ketat dan hanya untuk pendaftar di universitas dunia top 50 (berdasar QS University World Ranking, di http://www.topuniversities.com/qs-world-university-rankings). Kelebihan dari IPS adalah uang bulanan yang diberikan lebih besar dan mendapatkan kesempatan magang di tim staf ahli Presiden. BPI lebih ramah dikenal oleh pemburu beasiswa karena seleksinya tidak seketat IPS, universitas yang dituju merupakan top 200 dunia (ada list-nya). Dalam setahun terdapat empat kali pembukaan untuk BPI. Proses seleksinya terdiri dari seleksi dokumen > verifikasi berkas > interview dan Leaderless Group Discussion (LGD). Setelah dinyatakan lolos seleksi, peserta wajib mengikuti Program Kepemimpinan (PK) sebelum berangkat ke universitas tujuan. Rangkaian pengurusan Letter of Guarantee, visa, dan sebagainya dilakukan setelah PK. Penerima beasiswa BPI LPDP hanya diizinkan memulai kuliah paling cepat enam bulan setelah tanggal dikeluarkan SK lolos seleksi, CMIIW. Penerima beasiswa LPDP diwajibkan untuk kembali ke Indonesia untuk berkontribusi di sektor apapun dalam rangka membangun bangsa.
  • Latar belakang orang tua
  • Penjelasan singkat pendidikan kita dari kecil sampai kuliah
  • Kekuatan dan kelemahan diri (mau bagi kunci, saya cukup pede dengan hasil di website ini, https://www.talentoday.com/ , sudah dua kali interview Alhamdulilah selalu lancar kalau berhadapan dengan psikolog)
  • Cerita tentang tahapan hidup yang paling membentuk kita
  • Bagaimana cerita dalam menghadapi permasalahan paling berat selama hidup
  • Bagaimana cara menggapai sukses terbesar dalam hidup
  • Cerita gaya kepemimpinan kita dalam berorganisasi
  • Manajemen waktu selama kuliah
  • Bisa hidup sendiri di perantauan atau tidak, mudah adaptasi atau tidak
  • Apa keluarga dan atasan sudah tahu kita mau lanjut sekolah
  • Mengapa memilih LPDP
  • Sudah punya gambaran atau belum dalam menjalani kehidupan di Jepang
  • Cerita sekilas tentang Tugas Akhir
  • Universitas yang kita tuju (kenapa negara+universitas+bidang tersebut)
  • Rencana studi untuk kuliah
  • Kebermanfaatan riset yang akan kita lakukan untuk Indonesia
  • Setelah lulus nanti mau kerja dimana dan jadi apa
  • Bagaimana kalau dapat perempuan Jepang dan pekerjaan mapan di Jepang
  • Kontribusi apa yang diberikan untuk Negara nanti
  • Sudah pernah melakukan kegiatan sosial apa saja
Kalau ada yang mau ditanya, silahkan komen di post ini ya :D

Selamat malam blogger. Kali ini saya mau menceritakan tentang seleksi beasiswa studi lanjut dari Pemerintah Indonesia yang saya ikuti beberapa minggu yang lalu. Saya mau menceritakan garis besar mengenai beasiswa ini. Penyelenggara beasiswa ini bernama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), berada di bawah Kementerian Keuangan RI. LPDP mendapatkan dana pendidikan dari dana abadi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ceritanya sebagai pengelola. Untuk pemberian beasiswa, ada dua skema yaitu Indonesia Presidential Scholarship (IPS) dan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) (fyi, ada beasiswa afirmasi dan spesialis dokter, tapi saya juga tidak begitu paham).
LPDP
Alhamdulilah saya lolos seleksi BPI LPDP tahap X untuk program Magister luar negeri  yang diadakan pada November-Desember 2014. SK lolos seleksi diterbitkan pada 24 Desember 2014. Tujuan universitas saya di Tokyo Institute of Technology (TIT), Graduate School of Engineering, Department of Mechanical and Control Engineering. Awal kuliah saya dimulai Oktober 2015. Untuk penerimaan TIT akan saya ceritakan di post berbeda ya.
Yak masuk ke inti-nya (panjang amat prolog-nya). Beasiswa LPDP ini ditujukan untuk anak muda Indonesia (maks umur 35) yang punya jiwa+pengalaman kepemimpinan, punya prestasi akademik bagus, dan berjiwa nasionalis untuk membangun bangsa. Jika blogger kira-kira seperti deskripsi di atas, maka jangan ragu untuk memanfaatkan peluang ini. Tahap awal adalah mengisi formulir di website LPDP, isinya mirip dengan kita membuat CV. Isi selengkap mungkin, kalau saya isi semua pengalaman dan prestasi dari jaman SD sampai kuliah. Kalau ada pengalaman di Karang Taruna rumah setempat, masukkan juga. Organisasi apapun posisi apapun, masukkan! Asal di organisasi tersebut kita banyak mendapatkan pembelajaran. Prestasi, paling tidak se-sekolah, masukkan juga! Lalu di bagian akhir kita juga diminta membuat esai 750 kata berjudul “Peranku bagi Bangsa”, “Sukses Terbesar dalam Hidup”, dan “Rencana Studi”. Saran saya untuk esai harus buat sendiri dan jujur dari hati, karena esai ini bakal banyak di-bongkar oleh reviewer (pewawancara) kita saat wawancara (kalau lolos seleksi dokumen ya). Selain itu kita juga diminta mengupload beberapa dokumen seperti ijazah, transkrip akademik, surat rekomendasi, LOA (jika ada), sertifikat bahasa, dan esai-esai tadi. Usahakan pengisian ini selengkap mungkin. Saat itu deadline submit dokumen online pada 19 November 2014. Dokumen yang saya dapatkan pada detik terakhir adalah sertifikat TOEIC dan LOA dari Fakultas yang saya tuju di TIT. Penilaian lolos atau tidaknya mungkin karena beberapa pertimbangan, seperti: sudah lulus kuliah tahap sebelumnya, IPK lulus di atas 3.00, pengalaman organisasi cukup mumpuni, dan esai-esai mantap.
Jika dokumen kita lolos seleksi, maka kita akan dihubungi via email. Saya diemail pada tanggal 27 November 2014 . Email tersebut melampirkan SK yang berisi daftar peserta lolos seleksi dokumen. Lokasi dan waktu wawancara juga dikirimkan. Catat baik-baik. Pada hari pertama semua peserta wajib datang untuk verifikasi berkas. Tahap ini tidak ada seleksi kecuali peserta tidak bisa menunjukkan berkas asli, atau waktu kuliah ternyata lebih cepat daripada 6 bulan. Setelah itu kita akan menunggu giliran untuk LGD dan wawancara. Yang beruntung bisa dapat LGD dan wawancara dalam sehari sehingga tidak perlu bolak-balik. Pada seleksi kemarin saya melakukan LGD terlebih dahulu pada 9 Desember 2014 dan wawancara besoknya 10 Desember 2014. Lokasi wawancara di Universitas Padjajaran, Bandung.
Saat LGD saya satu kelompok dengan 10 orang. Ada yang mahasiwa ITB 5 orang, Marantaha 1 orang, ambil dokter spesialis, dan sisanya lupa. Topik yang bakal keluar diantaranya: ketahanan pangan Indonesia, pemindahan beberapa penerbangan dari Soekarno Hatta ke Halim Perdanakusuma, pelecehan seksual di JIS, UU Minerba, dan sistem pendidikan di Indonesia. Begitu masuk ruang, kita disambut oleh 2 psikolog yang bertugas menilai keberlangsungan LGD tanpa ikut intervensi dalam diskusi. Kelompok saya mendapat bagian tentang pemindahan penerbangan. Kita diberi sebuah artikel dan waktu 30 menit untuk memberikan pandangan dan solusi. Waktu tersebut sudah termasuk membaca artikel, diskusi, dan menjelaskan kesimpulan. Kesalahan kelompok saya adalah terlalu lama di diskusi sehingga saat akan memaparkan kesimpulan waktu sudah habis.
Untuk tips LGD sebenarnya cukup klasik, jangan terlalu dominan dan jangan terlalu pasif. Ungkapkan pendapat dengan efektif, to the point, dan tidak mengulang-ulang apa yang sudah dibahas. Gunakan etika yang baik dalam menyampaikan pendapat, jangan terlalu menjatuhkan peserta lain. Kalau latar belakangnya engineering sih insyaallah sudah terbiasa untuk to the point, tidak banyak omong seperti politisi. Cuman masalahnya adalah timing untuk berpendapat. Sejujurnya saya saat LGD tidak cukup puas karena tidak bisa menyampaikan pendapat dengan baik. Ada yang dominan selalu ngomong, ada juga yang ngomong sekali tapi lamanya seperti ceramah. Saya sebenarnya punya beberapa pendapat, namun karena timing selalu tidak dapat akhirnya cuman sempat menyampaikan sedikit. Dari waktu diskusi 25 menit, paling saya sempat ngomong 1 menit. Sisanya mendengarkan orang-orang mengulang-ulang pembicaraan, moderator yang dipilih juga kurang oke dalam mengontrol. Ya sudah, paling ikut ngomong “wah bagus pendapatnya”, “wah itu yang ditunggu”, dsb hehehe. Akhirnya waktu habis, saya cuman menggerutu tidak puas, langsung jalan pulang saja.
Esok harinya saya datang lagi ke Unpad untuk seleksi wawancara. Bermacam-macam reaksi orang yang keluar ruang wawancara, ada yang menangis, lemas pasrah, tertawa bahagia, poker face, marah-marah, dan sebagainya. Ya semua itu tergantung bagaimana wawancara mereka berjalan sih. Giliran saya paling terakhir, jam 12 siang. Masuklah saya, di dalam sudah ditunggu oleh 3 interviewer, 1 ibu sebagai psikolog dan 2 bapak-bapak dari professional, kira-kira umurnya 50an lah. Sekedar informasi, suasana interview tidak terlalu mencekam karena diadakan di satu aula besar dan terdapat 11 meja. 1 meja berisi 3 interviewer, pembagian kelompok disesuaikan dengan latar belakang keilmuan kita. Saya kebagian di kelompok teknik, tapi saya tidak tahu dan tidak bertanya siapa yang mewawancara saya. Saya menjabat tangan dengan mantap kepada interviewer dan mohon izin untuk duduk. Suasana wawancara tidak seperti bayangan saya yang sepertinya menegangkan. Sebelum masuk ruangan saja saya sudah keringat dingin, demam panggung, badan panas selama 3 jam. Eh begitu duduk suasana langsung cair karena ditanya hal-hal kecil seperti arti nama saya, kota kelahiran, minta dilihat dokumen-dokumen saya, dan kesibukan sekarang apa. Di awal-awal juga sempat diberi pujian saat dokumen saya dibaca, mental jadi terangkat dan semakin mantap deh hehe. Tambahan lagi, jika di form online menyantumkan kegiatan seperti seminar, pelatihan, dan prestasi alangkah baiknya jika kita membawa sertifikat terkait.
Oke lanjut. Ibu psikolog memulai pertanyaan seriusnya. Hal-hal yang ditanyakan tidak jauh dari formulir yang kita tulis di website LPDP saat mendaftar, seperti:
Kemudian wawancara dilanjutkan oleh Bapak professional, wawancara dilakukan dalam Bahasa Inggris, isinya:
Bagian terakhir ditanya juga oleh Bapak professional, tentang nasionalisme kita
Alhamdulilah semua pertanyaan saya jawab dengan lancar dan mengalir begitu saja. Semuanya terasa mudah karena yang ditanyakan memang yang ada dalam pikiran saya dan semua yang sudah pernah saya lakukan. Tips yang sudah umum adalah: jadi diri sendiri, kenali dirimu. Ini saran yang paling retoris, tapi yang paling benar. Kalau kita memang nasionalis, tidak perlu repot-repot menyiapkan kalimat-kalimat manis mengenai nasionalisme. Toh Ibu psikolog juga akan tahu kita jawab dari hati atau tidak, tak tahulah saya bagaimana bisa seperti itu. Benar-benar kenali dirimu, tapi ya yang diutarakan jangan terlalu fulgar (misal, ingin kuliah di luar karena mau jalan-jalan gratis hehe). Jual diri boleh, asal jangan keterlaluan (ini sifat bawaan saya sebagai orang Jawa sih, padahal kan ya harus menjual diri hehe). Normalnya wawancara berlangsung 1 jam, tapi saya kira-kira hanya 40 menit. Beberapa teman yang sudah lolos bahkan cuman diwawancara 7 menit. Ada juga yang sampai 1,5 jam. Ya memang tergantung rezeki masing-masing deh.
Sisa waktu saya habiskan untuk berdoa kepada Allah agar diberi yang terbaik. Pada 24 Desember, pengumuman keluar di website namun saya tidak bisa membuka website LPDP karena server down. Harap-harap cemas, tiba-tiba beberapa teman mengucapkan selamat karena lolos. Masa iya, belum percaya kan karena belum baca sendiri SK-nya. Beberapa jam setelah berkali-kali me-refresh halaman LPDP, akhirnya berhasil di download. Alhamdulilah nama saya benar ada disana. Langsung sujud syukur. Hal lain yang membuat saya sangat bersyukur adalah jumlah peserta yang lolos. Dari jumlah peserta wawancara sekitar 800an orang untuk program Magister, yang lolos hanya 150an. Banyak yang bilang seleksi tahap X ini lebih ketat dari seleksi-seleksi sebelumnya, melihat sedikitnya jumlah peserta yang lolos seleksi wawancara. Sekarang ini saya sedang menunggu panggilan untuk PK-nya. Kalau pengumuman resmi dari TIT sudah keluar bulan Maret dan saya sudah PK, Letter of Guarantee bisa segera diurus dan sisanya tinggal mengurus teknis keberangkatan. Semoga diberi kelancaran oleh Allah sampai saya berangkat ke Jepang September nanti, amiin.
Selamat berjuang bagi pengejar beasiswa LPDP!

Sumber : https://achrofi.wordpress.com/2015/01/19/secuil-cerita-beasiswa-lpdp/

4 komentar:

  1. Terimakasih ceritanya kak. Sangat bermanfaat dan menginspirasi. Kalo boleh minta alamat emailnya kak? ada hal yang membuat saya bingung terkait cara pendaftaran LPDP. Terimakasih kak

    BalasHapus
  2. kak, saya adalah mahasiswa baru. saya sangat amat tertarik dengan beasiswa LPDB. kak minta tips dan saran untuk saya dong sebagai mahasiswa baru agar dapat lolos LPDB di masa yang akan datang hehe ><

    BalasHapus
  3. Kak saya mau tanya, kan dpt beasiswa LPDP nah nanti setelah lulus kita cari kerja sendiri atau sudah ada lembaga yg akan memperkerjakan kita?
    Makasih

    BalasHapus
  4. Butuh IELTS tinggi untuk keperluan akademik, professional & imigrasi?
    Kami menyediakan program kilat, yaitu GARANSI IELTS 7.5 dalam 4 bulan. Berpengalaman lebih dari 14 tahun, satusatunya di Indonesia yang memiliki program GARANSI IELTS 8.0 & score internasional dari 4000 alumni kami merupakan yang paling spektakuler di Indonesia. 08787 8787 190

    BalasHapus